18 May, 2012

Di Masa Depan, Kamera Ponsel Bisa Menembus Dinding


Telah berhasil diciptakan teknologi yang memungkinkan kamera ponsel dapat melihat objek meski terhalang sebuah dinding. Teknologi tersebut diciptakan oleh sekelompok peneliti di University of Texas, Dallas, yang dipimpin oleh profesor teknik elektro Dr Kenneth O. Tidak hanya itu, dengan teknologi ini, kamera ponsel juga bisa memotret objek yang ada di balik kain, kayu, plastik, dan kertas.

Temuan ini membawa dua kemajuan ilmiah, yakni pemanfaatan spektrum elektromagnetik yang belum terpakai dan kemajuan yang berhubungan dengan teknologi mikrochip baru.

Pertama, Dr Kenneth O menggunakan gelombang elektromagnetik Terahertz (THz), yang sebelumnya tak bisa diakses kebanyakan perangkat konsumen. Gelombang ini terletak di antara gelombang mikro dan sinar inframerah, sehingga memungkinkan sebuah kamera menembus objek yang terhalang, mirip dengan sinar X.

Kedua, teknologi mikrochip baru. Sensor dalam chip akan mengambil sinyal Terahertz yang membuat objek yang terhalang tembok atau benda lainnya bisa tertangkap. Chip baru itu dibangun dengan teknologi CMOS (Complementary Metal-Oxide Semiconductor), yang merupakan dasar dari pembuatan semua barang elektronik.

Dr Kenneth O mengatakan, dengan menggunakan CMOS, biaya akan menjadi lebih murah dan perangkat bisa didesain dakam ukuran kecil sehingga dapat disimpan di saku. Selain menembus objek yang terhalang dinding, kamera ponsel di masa mendatang itu bisa digunakan untuk mendeteksi uang palsu.

Namun, karena alasan privasi para pengguna dan agar tidak disalahgunakan, Dr. Kenneth O dan tim fokus mengembangkan perangkat tersebut untuk penggunaan dengan rentang jarak kurang dari empat inci. Jadi, mengambil gambar tembus pandang dengan jarak jauh nampaknya tidak bisa digunakan.



http://tekno.kompas.com/read/2012/04/25/06401571/Di.Masa.Depan.Kamera.Ponsel.Bisa.Menembus.Dinding

Pendidikan Indonesia Dinilai Kehilangan Arah

Dunia pendidikan Indonesia dinilai telah kehilangan arah. Saat ini pendidikan hanya dimaknai sebagai teknik manajerial persekolahan yang hanya menitikberatkan pada kemampuan kognitif dan meminggirkan pendidikan karakter bangsa. Pendidikan semacam itu dinilai hanya akan menghasilkan manusia yang individual, serakah, dan tidak memiliki rasa percaya diri.

Karena itulah, sejumlah pakar menilai pendidikan Indonesia perlu dikembalikan pada filosofi pendidikan yang digagas Ki Hadjar Dewantara, yaitu pendidikan yang bersifat nasionalistik, naturalistik, dan spiritualistik. Berangkat dari kondisi tersebut, sedikitnya 26 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Yogyakarta akan menggelar Kongres Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan 2012.

Dr Kunjana Rahardi selaku ketua panitia kongres mengatakan, melalui kongres ini diharapkan bisa dirumuskan kembali prinsip-prinsip pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan yang memadai bagi pengembangan peradaban Indonesia di tengah globalisasi. Dr Kunjana menambahkan, pendidikan itu seharusnya memanusiakan manusia. Kalau sistem pendidikan kita bisa konsisten menerapkan pendidikan yang nasionalistik, naturalistik, dan spiritualistik, yang holistik dan tidak sepotong-sepotong pasti akan menghasilkan manusia Indonesia yang berkarakter.

Di tempat yang sama, Prof Sutaryo selaku ketua panitia pengarah mengatakan bahwa kongres ini bermula dari keprihatinan para pendidik di Yogyakarta, yang melihat bahwa dunia pendidikan di Indonesia telah kehilangan arah. Prof Sutaryo menambahkan, konsep pendidikan yang digagas Ki Hadjar Dewantara saat ini telah mengalami kebekuan. Yang berkembang justru pendidikan dengan konsep dari Barat yang menjadikan manusia individualis dan serakah, yang tentunya tidak sesuai dengan bangasa kita.

Kongres itu sendiri akan dilaksanakan tanggal 7-8 Mei, bertempat di Balai Senat UGM. Dari kongres itu diharapkan akan muncul sebuah rekomendasi yang bersifat filosofis, ideologis, kebijakan, dan aplikasi pendidikan yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia dan Pancasila. Selain menghadirkan Gubernur DIY Sultan HB X sebagai keynote speaker, kongres tersebut juga akan menghadirkan Prof Wiendu Nuryanti (Wamendikbud Bidang Kebudayaan), Prof Musliar Kasim (Wamendikbud Bidang Pendidikan), Prof Djoko Santoso (Dirjen Dikti), dan Dedy Gumilar (anggota Komisi X DPR), serta sejumlah tokoh lainnya.


http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/05/10380610/Pendidikan.Indonesia.Dinilai.Kehilangan.Arah

10 May, 2012

Membuat Batik dengan JBatik

Jika biasanya menggambar batik menggunakan pensil dan memakan waktu berhari-hari untuk membuatnya. Tapi dengan bantuan komputer, desain motif batik bisa dibuat dengan cepat dan mudah. Nancy Margried beserta dua orang temannya, Muhammad Nukman dan Yun Hariadi membuat sebuah software khusus bernama JBatik. Selama ini pembuatan batik selalu dilakukan secara tradisional, khususnya dalam hal pembuatan motif.

Secara tradisional, pengrajin memerlukan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk membuatnya. Padahal, untuk memenuhi kebutuhan pasar, pengrajin dituntut untuk bisa membuatnya secara cepat. Nancy dan rekan-rekannya pun memiliki gagasan mengembangkan software yang bisa mempermudah pembuatan motif batik. Maka tercetuslah batik fractal, motif batik yang dibuat dengan bantuan software komputer.

Tantangan pertama yang dihadapi mereka adalah pengumpulan motif-motif yang ada. Kocek pribadi pun dirogoh untuk riset mengumpulkan motif-motif batik tersebut. Agar mempermudah, motif batik yang dikumpulkan difokuskan pada batik dari Jawa. Khususnya, dari wilayah Yogyakarta, Solo, Pekalongan dan Cirebon. Huruf J pada JBatik pun mengacu pada hal itu: yaitu Java Batik. Sekaligus mengacu pada bahasa pemrograman Java yang mereka gunakan.

Tantangan berikutnya bagi tim JBatik adalah pendanaan. Setelah dana patungan para pendirinya, mereka mau tak mau membutuhkan suntikan dana pihak luar. Salah satunya, melalui bantuan dari USAID sebesar Rp 250 juta yang digunakan untuk pengembangan awal piranti lunak tersebut.

Sejak 2008, software JBatik mulai dijual. Versi komersialnya bernama JBatik Pro. Namun, Nancy mengatakan, mayoritas pengrajin batik di Indonesia belum terbiasa menggunakan software. Hal ini jadi tantangan tersendiri. Meski demikian, perlahan pengrajin batik mulai mau membeli software tersebut. Hingga saat ini, software JBatik Pro sudah terjual 400 unit software.

Nancy mengatakan kebanyakan yang beli orang Indonesia, tapi ada juga dari Inggris dan Swedia, tapi masih perorangan. Satu software dihargai Rp 300.000. Seperti kebanyakan pebisnis piranti lunak di Indonesia, Nancy melihat maraknya pembajakan sebagai salah satu tantangan yang cukup berat. Hal itu yang membuat JBatik masih dijual secara terbatas. Yaitu, melalui outlet JBatik di Bandung atau pesan kirim via website.

Cara lain yang dilakukan Nancy dan kawan-kawan adalah membuat ekosistem bisnis sendiri. Cara ini mirip seperti yang dilakukan oleh Apple. Caranya, JBatik membuat JBatik Academic Program. Di sini pengrajin akan mendapat pelatihan khusus cara membuat motif batik dengan software. Dengan demikian, pembeli bukan hanya membeli software dalam kotak tapi juga mendapatkan pelatihan cara menggunakannya.

Software ini terdiri dari dua edisi, JBatik pro untuk profesional dan JBatik mini untuk pemula. JBatik pro sudah diupgrade sebanyak dua kali dan dijual dengan harga Rp 300.000. Sementara JBatik Mini belum diluncurkan dan hanya akan dijual seharga Rp 30.000. Khusus untuk JBatik Mini, mendesain batik seolah seperti membuat puzzle. Pengguna bisa memilih pola-pola batik yang ada, menggabungkan, rotasi, mengubah warna hingga memperbanyak pola dengan sekali sentuhan.

Software ini memang hanya memerlukan kreativitas pengguna dan siapapun bisa membuat motif batik yang disukainya secara mudah. Namun bila menginginkan desain batik yang lebih profesional, maka bisa menggunakan JBatik Pro yang sudah menerapkan konsep fractal. Nancy menambahkan bahwa dari JBatik Mini saja sudah bisa digunakan untuk membuat desain batik professional.


Software JBatik bisa diaplikasikan tidak hanya di kain saja, tapi juga bisa diterapkan di wallpaper, desain kriya atau furniture seperti ukiran di kayu dan sebagainya. Bahkan desain-desain poster atau papan iklan yang ingin membuat latar belakang batik, bisa dibuat dari software tersebut.


http://tekno.kompas.com/read/2012/03/04/14553266/JBatik.Membuat.Batik.dengan.Komputer

5 Kategori Aplikasi Paling Populer di Android

AppBrain, sebuah direktori aplikasi Android, mempunyai data yang menarik tentang kategori aplikasi apa yang paling populer di toko aplikasi Android, Google Play (dulu namanya Android Market). Di Google Play, banyak kategori aplikasi yang tersedia dan dari sekian banyak kategori aplikasi yang ada terdapat beberapa yang sangat populer di kalangan pengguna.
Berikut adalah daftar 5 kategori aplikasi yang populer di Google Play yang diurutkan berdasarkan total aplikasi dengan jumlah download di atas 50.000 di kategori tersebut:
  1. Entertainment, kategori ini mempunyai sekitar 2346 aplikasi yang masing-masing di download lebih dari 50.000 kali. Beberapa contoh aplikasinya adalah Easy MP3 Music Download Pro, 9GAG (free), Movies by Flixster, Talking Puppy, dan MP3 Ringtone Maker.
  2. Tools, kategori ini mempunyai sekitar 2153 aplikasi yang masing-masing di download lebih dari 50.000 kali. Beberapa contoh aplikasinya adalah Tiny Flashlight + LED, Easy Battery Saver, Easy Task Killer Advanced, Onavo | Monitor Data Usage, Adobe Flash Player 11.
  3. Personalization, kategori ini mempunyai sekitar 1510 aplikasi yang masing-masing di download lebih dari 50.000 kali. Beberapa contoh aplikasinya adalah Zedge Ringtones & Wallpapers, PicSpeed HD Wallpapers 170,000, ICS Theme Go Launcher Ex, Windows 7 GO Launcher EX Theme, Exodus Live Wallpaper.
  4. Arcade & Action Game, kategori ini mempunyai sekitar 1347 aplikasi yang masing-masing di download lebih dari 50.000 kali. Beberapa contoh aplikasinya adalah Airport City, Ceramic Destroyer, Cartoon Wars, ZENONIA 4, My Railway.
  5. Casual Game, kategori ini mempunyai sekitar 1197 aplikasi yang masing-masing di download lebih dari 50.000 kali. Beberapa contoh aplikasinya adalah Bubble Shoot, The Oregon Trail: Settler, Smurfs’ Village, STARDOM: THE A-LIST, Tap Fish.

Pembaca bisa melihat data lengkapnya di appbrain.com/stats, dan menurut saya data yang tersedia bisa dijadikan bahan referensi yang menarik ketika mengembangkan aplikasi di platform Android.

http://tekno.kompas.com/read/2012/03/21/13355272/5.Kategori.Aplikasi.Paling.Populer.di.Android