Microchip
merupakan chip computer berukuran sangat kecil yang memiliki nomor identifikasi
yang telah terprogram didalamnya dan terbungkus oleh material yang
biokompatibel. Microchip memiliki
ukuran sepanjang 3-4 mm dengan diameter 1 mm. Dengan ukuran yang sangat kecil,
chip dapat masuk ke dalam jarum hipodermik dan memudahkan untuk aplikasinya
yaitu dengan menginjeksikan langsung ke bagian bawah kulit hewan (sub
kutan). Selanjutnya chip akan tetap berada dalam posisinya dalam arti
tidak dapat hilang ataupun berpindah posisi sejak diinjeksikan ke kulit hewan
tersebut. Dengan posisi yang permanen ini dapat mempermudah pembacaan
dengan microchip reader.
Microchip
sebenarnya dapat digunakan untuk identifikasi semua jenis hewan dan ikan, akan tetapi
pada saat ini microchip lebih banyak diaplikasikan pada hewan kesayangan
karena banyaknya permintaan dari para pengguna jasa yang akan membawa hewan
kesayangannya ke luar negeri. Umur minimal pemasangan microchip
pada anak kucing adalah 4 bulan.
Tata
cara pemasangannya sangat serupa dengan proses injeksi sub kutan. Chip
dimasukkan ke dalam jarum berukuran besar dengan menggunakan injektor khusus
atau injektor sekali pakai yang kemudian diaplikasi ke dalam kulit adi antara
tulang belikat (shoulder blades) hewan kesayangan.
Tidak
hanya untuk hewan kesayangan, pemasangan microchip juga dapat dipasang pada
satwa langka. Sebab, selain untuk mendeteksi keberadaan satwa, microchip juga
digunakan sebagai data dalam stud book atau risalah satwa. Stud book
ini semacam akta kelahiran untuk para satwa. Dalam buku itu nantinya akan
dicatat sejarah hidup satwa. Mulai dari catatan lahir, penyakit yang diderita identitas induk, kelompok dan kelas hingga
kondisi satwa. Jadi, dengan memasang microchip di setiap satwa, sekaligus dapat
menghindarkan satwa dari kawin silang.
Satwa
yang ada di dalam konservasi memang seharusnya dipasang microchip atau alat
deteksi. Alat ini lebih digunakan untuk mendata satwa serta menentukan kualitas
anakan selanjutnya, bukan hanya untuk mendeteksi satwa. Harga microchip yang
tak terjangkau, tentunya membuat pengelola taman margasatwa harus bertahap
memesannya. Per buahnya, microchip dibandrol harga Rp 75 ribu, sementara untuk
reader-nya dibandrol hingga Rp 10 juta perbuahnya. Inilah yang menyebabkan
belum semua satwa anakan di taman margasatwa terpasang microchip.
Sumber
: