15 January, 2013

Aplikasi Telematika - Alat Pendeteksi Hewan


Microchip merupakan chip computer berukuran sangat kecil yang memiliki nomor identifikasi yang telah terprogram didalamnya dan terbungkus oleh material yang biokompatibel.  Microchip memiliki ukuran sepanjang 3-4 mm dengan diameter 1 mm. Dengan ukuran yang sangat kecil, chip dapat masuk ke dalam jarum hipodermik dan memudahkan untuk aplikasinya yaitu dengan menginjeksikan langsung ke bagian bawah kulit hewan (sub kutan).  Selanjutnya chip akan tetap berada dalam posisinya dalam arti tidak dapat hilang ataupun berpindah posisi sejak diinjeksikan ke kulit hewan tersebut.  Dengan posisi yang permanen ini dapat mempermudah pembacaan dengan microchip reader.
Microchip sebenarnya dapat digunakan untuk identifikasi semua jenis hewan dan ikan, akan tetapi pada saat ini microchip lebih banyak diaplikasikan pada hewan kesayangan karena banyaknya permintaan dari para pengguna jasa yang akan membawa hewan kesayangannya ke luar negeri.  Umur minimal pemasangan microchip pada anak kucing adalah 4 bulan.
Tata cara pemasangannya sangat serupa dengan proses injeksi sub kutan. Chip dimasukkan ke dalam jarum berukuran besar dengan menggunakan injektor khusus atau injektor sekali pakai yang kemudian diaplikasi ke dalam kulit adi antara tulang belikat (shoulder blades) hewan kesayangan.
Tidak hanya untuk hewan kesayangan, pemasangan microchip juga dapat dipasang pada satwa langka. Sebab, selain untuk mendeteksi keberadaan satwa, microchip juga digunakan sebagai data dalam stud book atau risalah satwa. Stud book ini semacam akta kelahiran untuk para satwa. Dalam buku itu nantinya akan dicatat sejarah hidup satwa. Mulai dari catatan lahir, penyakit yang diderita  identitas induk, kelompok dan kelas hingga kondisi satwa. Jadi, dengan memasang microchip di setiap satwa, sekaligus dapat menghindarkan satwa dari kawin silang.
Satwa yang ada di dalam konservasi memang seharusnya dipasang microchip atau alat deteksi. Alat ini lebih digunakan untuk mendata satwa serta menentukan kualitas anakan selanjutnya, bukan hanya untuk mendeteksi satwa. Harga microchip yang tak terjangkau, tentunya membuat pengelola taman margasatwa harus bertahap memesannya. Per buahnya, microchip dibandrol harga Rp 75 ribu, sementara untuk reader-nya dibandrol hingga Rp 10 juta perbuahnya. Inilah yang menyebabkan belum semua satwa anakan di taman margasatwa terpasang microchip.
Sumber :