Telah berhasil diciptakan teknologi yang
memungkinkan kamera ponsel dapat melihat objek meski terhalang sebuah dinding.
Teknologi tersebut diciptakan oleh sekelompok peneliti di University of Texas,
Dallas, yang dipimpin oleh profesor teknik elektro Dr Kenneth O. Tidak hanya
itu, dengan teknologi ini, kamera ponsel juga bisa memotret objek yang ada di
balik kain, kayu, plastik, dan kertas.
Temuan ini membawa dua kemajuan ilmiah, yakni
pemanfaatan spektrum elektromagnetik yang belum terpakai dan kemajuan yang
berhubungan dengan teknologi mikrochip baru.
Pertama, Dr Kenneth O menggunakan gelombang elektromagnetik
Terahertz (THz), yang sebelumnya tak bisa diakses kebanyakan perangkat
konsumen. Gelombang ini terletak di antara gelombang mikro dan sinar
inframerah, sehingga memungkinkan sebuah kamera menembus objek yang terhalang,
mirip dengan sinar X.
Kedua, teknologi mikrochip baru. Sensor dalam
chip akan mengambil sinyal Terahertz yang membuat objek yang terhalang tembok
atau benda lainnya bisa tertangkap. Chip baru itu dibangun dengan teknologi
CMOS (Complementary Metal-Oxide
Semiconductor), yang merupakan dasar dari pembuatan semua barang
elektronik.
Dr Kenneth O mengatakan, dengan menggunakan
CMOS, biaya akan menjadi lebih murah dan perangkat bisa didesain dakam ukuran
kecil sehingga dapat disimpan di saku. Selain menembus objek yang terhalang
dinding, kamera ponsel di masa mendatang itu bisa digunakan untuk mendeteksi
uang palsu.
Namun, karena alasan privasi para pengguna dan
agar tidak disalahgunakan, Dr. Kenneth O dan tim fokus mengembangkan perangkat tersebut
untuk penggunaan dengan rentang jarak kurang dari empat inci. Jadi, mengambil
gambar tembus pandang dengan jarak jauh nampaknya tidak bisa digunakan.
Dunia
pendidikan Indonesia dinilai telah kehilangan arah. Saat ini pendidikan hanya
dimaknai sebagai teknik manajerial persekolahan yang hanya menitikberatkan pada
kemampuan kognitif dan meminggirkan pendidikan karakter bangsa. Pendidikan
semacam itu dinilai hanya akan menghasilkan manusia yang individual, serakah,
dan tidak memiliki rasa percaya diri.
Karena itulah,
sejumlah pakar menilai pendidikan Indonesia perlu dikembalikan pada filosofi
pendidikan yang digagas Ki Hadjar Dewantara, yaitu pendidikan yang bersifat
nasionalistik, naturalistik, dan spiritualistik. Berangkat dari kondisi
tersebut, sedikitnya 26 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di
Yogyakarta akan menggelar Kongres Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan 2012.
Dr Kunjana
Rahardi selaku ketua panitia kongres mengatakan, melalui kongres ini diharapkan
bisa dirumuskan kembali prinsip-prinsip pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan
yang memadai bagi pengembangan peradaban Indonesia di tengah globalisasi. Dr Kunjana
menambahkan, pendidikan itu seharusnya memanusiakan manusia. Kalau sistem
pendidikan kita bisa konsisten menerapkan pendidikan yang nasionalistik,
naturalistik, dan spiritualistik, yang holistik dan tidak sepotong-sepotong pasti
akan menghasilkan manusia Indonesia yang berkarakter.
Di tempat yang
sama, Prof Sutaryo selaku ketua panitia pengarah mengatakan bahwa kongres ini
bermula dari keprihatinan para pendidik di Yogyakarta, yang melihat bahwa dunia
pendidikan di Indonesia telah kehilangan arah. Prof Sutaryo menambahkan, konsep
pendidikan yang digagas Ki Hadjar Dewantara saat ini telah mengalami kebekuan.
Yang berkembang justru pendidikan dengan konsep dari Barat yang menjadikan
manusia individualis dan serakah, yang tentunya tidak sesuai dengan bangasa
kita.
Kongres itu
sendiri akan dilaksanakan tanggal 7-8 Mei, bertempat di Balai Senat UGM. Dari
kongres itu diharapkan akan muncul sebuah rekomendasi yang bersifat filosofis,
ideologis, kebijakan, dan aplikasi pendidikan yang sesuai dengan karakter
bangsa Indonesia dan Pancasila. Selain menghadirkan Gubernur DIY Sultan HB X
sebagai keynote speaker,
kongres tersebut juga akan menghadirkan Prof Wiendu Nuryanti (Wamendikbud
Bidang Kebudayaan), Prof Musliar Kasim (Wamendikbud Bidang Pendidikan), Prof
Djoko Santoso (Dirjen Dikti), dan Dedy Gumilar (anggota Komisi X DPR), serta
sejumlah tokoh lainnya.
Jika
biasanya menggambar batik menggunakan pensil dan memakan waktu berhari-hari
untuk membuatnya. Tapi dengan bantuan komputer, desain motif batik bisa dibuat
dengan cepat dan mudah. Nancy Margried beserta dua orang temannya, Muhammad
Nukman dan Yun Hariadi membuat sebuah software khusus bernama JBatik. Selama
ini pembuatan batik selalu dilakukan secara tradisional, khususnya dalam hal
pembuatan motif.
Secara
tradisional, pengrajin memerlukan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu
untuk membuatnya. Padahal, untuk memenuhi kebutuhan pasar, pengrajin dituntut
untuk bisa membuatnya secara cepat. Nancy dan rekan-rekannya pun memiliki
gagasan mengembangkan software yang bisa mempermudah pembuatan motif batik. Maka
tercetuslah batik fractal, motif batik yang dibuat dengan bantuan software
komputer.
Tantangan
pertama yang dihadapi mereka adalah pengumpulan motif-motif yang ada. Kocek
pribadi pun dirogoh untuk riset mengumpulkan motif-motif batik tersebut. Agar
mempermudah, motif batik yang dikumpulkan difokuskan pada batik dari Jawa.
Khususnya, dari wilayah Yogyakarta, Solo, Pekalongan dan Cirebon. Huruf J pada
JBatik pun mengacu pada hal itu: yaitu Java Batik. Sekaligus mengacu pada
bahasa pemrograman Java yang mereka gunakan.
Tantangan
berikutnya bagi tim JBatik adalah pendanaan. Setelah dana patungan para
pendirinya, mereka mau tak mau membutuhkan suntikan dana pihak luar. Salah
satunya, melalui bantuan dari USAID sebesar Rp 250 juta yang digunakan untuk
pengembangan awal piranti lunak tersebut.
Sejak
2008, software JBatik mulai dijual. Versi komersialnya bernama JBatik Pro. Namun,
Nancy mengatakan, mayoritas pengrajin batik di Indonesia belum terbiasa
menggunakan software. Hal ini jadi tantangan tersendiri. Meski demikian,
perlahan pengrajin batik mulai mau membeli software tersebut. Hingga saat ini,
software JBatik Pro sudah terjual 400 unit software.
Nancy
mengatakan kebanyakan yang beli orang Indonesia, tapi ada juga dari Inggris dan
Swedia, tapi masih perorangan. Satu software dihargai Rp 300.000. Seperti
kebanyakan pebisnis piranti lunak di Indonesia, Nancy melihat maraknya
pembajakan sebagai salah satu tantangan yang cukup berat. Hal itu yang membuat
JBatik masih dijual secara terbatas. Yaitu, melalui outlet JBatik di Bandung
atau pesan kirim via website.
Cara
lain yang dilakukan Nancy dan kawan-kawan adalah membuat ekosistem bisnis
sendiri. Cara ini mirip seperti yang dilakukan oleh Apple. Caranya, JBatik
membuat JBatik Academic Program. Di sini pengrajin akan mendapat pelatihan
khusus cara membuat motif batik dengan software. Dengan demikian, pembeli bukan
hanya membeli software dalam kotak tapi juga mendapatkan pelatihan cara
menggunakannya.
Software
ini terdiri dari dua edisi, JBatik pro untuk profesional dan JBatik mini untuk
pemula. JBatik pro sudah diupgrade sebanyak dua kali dan dijual dengan harga Rp
300.000. Sementara JBatik Mini belum diluncurkan dan hanya akan dijual seharga
Rp 30.000. Khusus untuk JBatik Mini, mendesain batik seolah seperti membuat
puzzle. Pengguna bisa memilih pola-pola batik yang ada, menggabungkan, rotasi,
mengubah warna hingga memperbanyak pola dengan sekali sentuhan.
Software
ini memang hanya memerlukan kreativitas pengguna dan siapapun bisa membuat
motif batik yang disukainya secara mudah. Namun bila menginginkan desain batik
yang lebih profesional, maka bisa menggunakan JBatik Pro yang sudah menerapkan
konsep fractal. Nancy menambahkan bahwa dari JBatik Mini saja sudah bisa
digunakan untuk membuat desain batik professional.
Software
JBatik bisa diaplikasikan tidak hanya di kain saja, tapi juga bisa diterapkan
di wallpaper,
desain kriya atau furniture seperti ukiran di kayu dan sebagainya. Bahkan
desain-desain poster atau papan iklan yang ingin membuat latar belakang batik,
bisa dibuat dari software tersebut.
AppBrain, sebuah direktori aplikasi Android,
mempunyai data yang menarik tentang kategori aplikasi apa yang paling populer
di toko aplikasi Android, Google Play (dulu namanya Android Market). Di Google
Play, banyak kategori aplikasi yang tersedia dan dari sekian banyak kategori
aplikasi yang ada terdapat beberapa yang sangat populer di kalangan pengguna.
Berikut adalah daftar 5 kategori aplikasi
yang populer di Google Play yang diurutkan berdasarkan total aplikasi dengan
jumlah download di
atas 50.000 di kategori tersebut:
Entertainment, kategori ini
mempunyai sekitar 2346 aplikasi yang masing-masing di download lebih dari
50.000 kali. Beberapa contoh aplikasinya adalah Easy MP3 Music Download
Pro, 9GAG (free), Movies by Flixster, Talking Puppy, dan MP3 Ringtone
Maker.
Tools, kategori ini mempunyai sekitar
2153 aplikasi yang masing-masing di download lebih dari 50.000 kali. Beberapa
contoh aplikasinya adalah Tiny Flashlight + LED, Easy Battery Saver, Easy
Task Killer Advanced, Onavo | Monitor Data Usage, Adobe Flash Player 11.
Personalization, kategori ini
mempunyai sekitar 1510 aplikasi yang masing-masing di download lebih dari
50.000 kali. Beberapa contoh aplikasinya adalah Zedge Ringtones &
Wallpapers, PicSpeed HD Wallpapers 170,000, ICS Theme Go Launcher Ex,
Windows 7 GO Launcher EX Theme, Exodus Live Wallpaper.
Arcade & Action Game, kategori ini
mempunyai sekitar 1347 aplikasi yang masing-masing di download lebih dari
50.000 kali. Beberapa contoh aplikasinya adalah Airport City, Ceramic Destroyer,
Cartoon Wars, ZENONIA 4, My Railway.
Casual Game, kategori ini
mempunyai sekitar 1197 aplikasi yang masing-masing di download lebih dari
50.000 kali. Beberapa contoh aplikasinya adalah Bubble Shoot, The Oregon
Trail: Settler, Smurfs’ Village, STARDOM: THE A-LIST, Tap Fish.
Pembaca bisa melihat data lengkapnya di
appbrain.com/stats, dan menurut saya data yang tersedia bisa dijadikan bahan
referensi yang menarik ketika mengembangkan aplikasi di platform Android.